PENDIDIKAN SENI RUPA
DAN KERAJINAN DI SEKOLAH DASAR
A.
Wawasan Seni
1.
Manusia dan Kebudayaan
Salah satu unsure kebuayaan yang hidup di masyarakat adalah
kesenian. Jika kebudayaan dipandang sebagai system pengetahuan atau system
gagasan, maka kosenkuensi logisnya kesenian merupakan system pengetahuan,
nilai-nilai dan gagasan yang menunjuk pada nilai keindahan. Kesenian yang
berkembang dalam suatu kebudayaan masyarakat mempunyai nilai-nilai universal.
Artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
2.
Pengertian Seni
Seni ialah ekspresi perasaan manusia
yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang
lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula
kepada penikmat yang menghayatinya. Seni lahir karena upaya manusia dalam
memahami kehidupan ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, alam, dan sebagainya.
Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui media gerak (tari), suara (musik),
rupa, dan penggabungan/peleburan berbagai media akan melahirkan kesatuan
estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi bentuk, warna, bidang, garis,
barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.
3.
Apakah Keindahan Itu
ü
Keindahan dalam arti yang luas
Pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi: - keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral,
keindahan intelektual.
ü
Keindahan dalam arti estetis murni
Keindahan dalam arti estetika murni,
menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang dicerapnya.
ü
Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti terbatas, lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata.
4.
Nilai Estetis
Estetika adalah salah
satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi
yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian
terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan
filosofi seni.
Nilai estetik, nilai
yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada
sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
5.
Dorongan Berkarya Seni
Jika
kita ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka kita harus
memahami dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni. Berdasarkan
penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
ü
Dorongan magis dan religius.
ü
Dorongan untuk bermain.
ü
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
praktis.
6.
Seni Dan Ekspresi
Seni
memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni lahir dari
ungkapan perasaan pribadi penciptanya. Sehubungan dengan nilai ekspresi dalam
seni, Herbert Read merumuskan tentang kedudukan ekspresi dalam proses
penciptaan seni, sebagai berikut:
ü
Pertama, pengamatan terhadap kualitas
materiil
ü
Kedua, penyusunan hasil pengamatan
tersebut
ü
Ketiga, pemanfaatan susunan itu untuk
mengekspresikan emosi atau perasaan yang dirasakan sebelumnya
7.
Seni dan Keindahan
Hubungan seni dan
keindahan sangatlah jelas, jika kita memandang lukisan maka keindahan itu
terletak pada komposisi warna, kesatuan bentuknya, keharmonisan irama garis,
dan integritas bidang secara keseluruhan. Kesenangan atas keindahan tersebut
terletak pada objek (benda) seni yang dinikmati, bukan pada diri penikmat.
8.
Seni Dan Alam
Bagaimanapun
sikap seniman terhadap alam, ternyata kekaryaannya banyak sekali yang mengikat
hubungan dengan alam. Sehingga tidak mengherankan jika orang dulu pernah
mangatakan bahwa alam adalah guru para seniman atau nature artis magistra.
9.
Seni Dan Teknologi
Dengan
semakin banyaknya temuan-temuan teknologi, yang menghasilkan begitu banyak
barang-barang, maka peranan seni rupa atau desain semakin terasa untuk
memberikan sentuhan estetik terhadap barang-barang tersebut.
B.
Pengertian Estetika dan Perkembangan
1.
Pengertian Estetika
Berdasarkan
pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang
memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni.
Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat keindahan karena estetika
kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat
ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja dalam seni atau
pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan
sebagainya.
2.
Estetika Dan Filsafat
Pendapat
umum menyatakan bahwa estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat
yang membicarakan keindahan. Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat
hal :
ü
Nilai estetika
ü
Pengalaman estetis
ü
Perilaku orang yang menciptakan
ü
Seni
3.
Estetika Dan Ilmu
Estetika
dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang
ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of art)
dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat.
4.
Pengertian Keindahan Dalam Seni
Bila
mengingat kembali pandangan klasik (Yunani) tentang hubungan seni dan
keindahan, maka kedua pendapat ahli di bawah ini sangat mendukung hubungan
tersebut; Sortais menyatakan bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan sebagai
sifat obyektif dari bentuk (l‟esthetique est la science du beau).
Lipps berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan perasaan subyetif
atau pertimbangan selera (die kunst ist die geflissenliche hervorbringung
des schones).
5.
Estetika Klasik Barat
Plato
menempatkan seni (yang sekarang dianggap sebagai suatu karya indah) sebagai
suatu produk imitasi (mimesis). Karya imitasi (seni) tersebut harus memiliki
keteraturan dan proporsi yang tepat.
6.
Estetika Abad Pertengahan
Abad
pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam
berkarya senii. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh
kuat pada masyarakat akan menjadi ―belenggu seniman.
7.
Estetika Pramodern
Keagungan,
termasuk keindahan merupakan kategori estetika yang terpenting
8.
Estetika Kontemporer
Seni
bukan meniru alam, tapi menggubah alam menjadi karya seni
9.
Estetika Timur
Keindahan
adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan. Seni diolah melalui proses kreatif
dari pikiran menuju pada penciptaan obyek yang dihasilkan oleh getaran emosi.
Inti keindahan adalah emosi
C.
Konsep Dasar Seni Rupa
1.
Pendidikan Seni Dalam Kurikulum Sekolah
Isi
bidang studi pendidikan kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran
menggambar dan seni suara ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan
teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak ada. Pelajaran menggambar dan seni
suara diubah namanya menjadi seni rupa dan seni musik. Selengkapnya bidang
studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni musik,
seni tari, dan seni teater (drama).
Kurikulum
1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan “integrated
learning”atau pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni. Nama
pendidikan seni berubah pula menjadi Kerajinan Tangan dan Kesenian.
2.
Sifat Dan Domain Pendidikan Seni
a.
Sifat pendidikan seni
o
Multidimensional
o
Multilingual
o
Multikultural
b.
Domain (dimensi perilaku) dalam
pendidikan seni
Brent G. Wilson (Bloom, 1975)
mengemukakan tiga dimensi perilaku dari Bloom, yaitu : kognitif, affektif dan
psikomotorik menjadi tujuh dimensi perilaku seni yang meliputi : Persepsi,
Pengetahuan, Pemahaman, Analisis, Evaluasi, Apresiasi dan Produksi.
3.
Seni Sebagai Media Pendidikan
Istilah
seni sebagai media pendidikan tidak berarti bahwa kegiatan seninya tidak
penting (karena dianggap hanya sekedar media). Keterlibatan siswa dengan seni
tetaplah harus menjadi prioritas dalam rangka membentuk kemampuan seni atau
meningkatkan kemampuan seni yang sudah ada pada diri para siswa. Upaya
peningkatan kualitas belajar menjadi fokus kegiatan; dan ini berlaku umum dalam
program belajar apa pun.
4.
Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu Dalam
Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan
seni rupa berbasis disiplin ilmu (dicipline based art education,
disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir dalam kehidupan
bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan, tetapi juga sebagai cabang
pengetahuan yang menjadi bahan kajian filosofis maupun ilmiah
dan berhak dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu
yang khas dengan karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok
ilmuwan, dikembangkan melalui penelitian.
5.
Pendekatan Kompetensi Dalam Pendidikan
Seni Rupa
Pendekatan
kompetensi sesungguhnya sudah agak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru
yang dikenal dengan PGBK (pendidikan guru berdasar kompetensi). Dalam bidang
seni, pendekatan kompetensi menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai
acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia.
6.
Pendidikan Seni Rupa Sebagai
Pendidikan Kreatifitas Dan Emosi
a.
Pendidikan kreativitas
Pembinaan kreativitas manusia
sebaiknya dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan yang kreatif dan
tersedianya kesempatan melakukan berbagai kegiatan kreatif bagi anak-anak akan
sangat membantu dalam mengembangkan budaya kreativitasnya. Perlu dingat bahwa
dunia anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Kreativitas itu
nampak di awal kehidupan anakk dan tampil untuk pertama kalinya dalam bentuk
permainan anak-anak.
b.
Pendidikan emosi
Pentingnya pendidikan emosi telah
diungkapkan para ahli pendidikan sejak lama. Fransesco (1958), seorang ahli
pendidikan seni rupa mengemukakan tugas pendidikan seni rupa antara lain
sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dikemukakan, penguasaan emosi
sangatlah penting, khususnya pada manusia di zamann modern. Dalam seni, emosi
disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi-komunikasi. Kegiatan
penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi menjadi dinamis dan bersemangat.
7.
Pendidikan Seni Rupa Dan Tujuan Pendidikan
Nasional
Pendidikan
seni rupa juga berperanan dalam menyeimbangkan kehidupan individu dalam
pengembangan kepribadiannya, baik dalam aspek kecerdasan maupun perasaan dan
kehendak. Lebih khusus lagi pendidikan seni dapat menghaluskan rasa, dan
mengembangkan daya cipta, serta mencintai kebudayaan nasional, bahkan
menghargai hasil-hasil kebudayan/kesenian dari bangsa manapun. Hal ini
diperlukan dalam rangka menghadapi kehidupan yang semakin kompleks, yang
ditandai dengan arus globalisasi akibat ledakan teknologi komunikasi.
8.
Peranan Guru Seni Rupa
Guru
memegang peranan penting dalam pendidikan seni. Setiap guru seni perlu memahami
kepemipinan bagaimana dan tanggung jawab apa yang dituntut para siswa serta
bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi kepada mereka, apa yang boleh dan
yang tidak boleh dia lakukan. Di ruangan kelas, setiap saat guru senantiasa
diperlukan para siswanya.
D.
Aneka Kegiatan Berkarya Seni Rupa
1.
Berkarya Seni Rupa Dwimatra
o
Membatik sederhana
o
Tarikan benang
o
Inkblot
o
Menggambar dengan tiupan
o
Cetak penampang, daun-daunan, dan
umbi-umbian
o
Cetak sablon
o
Monoprint
o
Finger painting (lukisan jari tangan)
o
Kolase
o
Montase
o
Mozaik
o
Menggambar bentuk
o
Menggambar dekoratif
o
Menggambar ilustrasi
o
M3 (melipat, menggunting, menempel)
o
Menganyam
2.
Berkarya Seni Rupa Trimatra
o
Membutsir
o
Merangkai
o
Membuat topeng kertas
o
Membuat wayang kertas
3.
Origami
4.
Berkarya Seni Kerajinan Simpul (Makrame)
o Ikat
pinggang
o Gelang
o Kalung
o Alas
gelas
o Hiasan
dinding
o Taplak
meja
5.
Aspek Pembelajaran Seni Rupa
Salah satu
aspek pembelajaran yang cukup penting adalah apresiasi. Dalam bahasa sederhana,
apresiasi berarti menerima, menghargai melalui proses yang melibatakan rasa dan
fikir. Apresiasi seni di masyarakat kita, juga di dalam kelas, sampai saat ini
masih terbatas sekali dalam arti belum banyak dikembangkan. Sesungguhnya pada
masa sekarang, anak-anak memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan
apresiasi dibandingkan dengan zaman dahulu. Kini teknologi elektronika,
khususnya reproduksi dan percetakan sudah maju. Karya-karya terkenal dapat
diperlihatkan guru kepada para siswa di sekolah. Pameran-pameran seni juga
lebih sering diselenggarakan.
E.
Pertimbangan Metodologis dalam Pendidikan Seni
Rupa
1.
Pendekatan Dalam Pendidikan Seni Rupa
Memilih pendekatan pendidikan seni
hendaknya mengacu kepada misi dan tujuan pendidikan seni itu sendiri, maupun
tujuan dan jenis atau karakteristik bahan ajar itu sendiri.
a.
Pendekatan Umum Dari Aspek
Manajerial
1.
Pendekatan otoratatif
Secara umum pendekatan otoritatif
sering dipandang tidak baik, karena cenderung menekan anak (represif).
2.
Pendekatan permisif
Menurut pandangan ini, (dalam sisi
ekstrimnya) jangan ada pengarahan-pengarahan atau petunjuk-petunjuk. Serahkan
semuanya kepada anak didik
3.
Pendekatan demokratis
Pendekatan demokratis bertumpu pada
pandangan bahwa tiap orang memiliki hak untuk menyatakan pendapat.
b.
Pendekatan Umum Dari Aspek Psikologis
1.
Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan ini mengutamakan penyediaan
iklim belajar yang kondusif, penerimaan warga belajar sebagaimana adanya,
menghargai perbedaan individual.
2.
Pendekatan pengubahan tingkah laku
Pendekatan ini menekankan pada
pemikiran bahwa tingkah laku dapat diubah melalui cara-cara tertentu.
3.
Pendekatan proses kelompok
Pendekatan ini menekankan pada
pembentukan kelompok yang erat (kohesif).
c.
Pendekatan Dalam
Segi Proses Belajar
1.
Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif)
Jenis-jenis kegiatan belajar antara
lain penyelidikan, penyajian, kegiatan mekanis (latihan-ulangan), apresiasi,
observasi, dan mendengarkan, ekspresi kreatif, kerja kelompok, percobaan,
mengorganisasi, dan menilai.
2.
Pendekatan
keterampilan proses
Pendekatan keterampilan
proses menekankan pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikannya.
a.
Pendekatan inspiratif
Harus memperhatikan dan
mempertimbangkan bahwa pendidikan seni sebagai wahana bermain yang bermuatan
edukatif dan membangun kreativitas.
o
Stimulasi klasikal rutin
o
Stimulasi individual rutin
o
Stimulasi klasikal insidental
o
Stimulasi individual insidental
b.
Pendekatan analisis
Pendekatan ini berkaitan dengan proses
pembimbingan pembuatan karya seni rupa (dan kerajinan).
c.
Pendekatan empatik
Pendekatan ini mengajak para siswa
untuk mengamati dan menghayati peristiwa atau benda seni.
d.
Pendekatan Berbasis Kompetensi
Inti pandangannya adalah tujuan akhir
dari pembelajaran harus tercermin dari kompetensi siswa lulusan. Setiap bahan
ajar yang dipilih serta metode dan media yang digunakan harus diarahkan kepada
pembentukan kompetensi siswa.
e.
Pendekatan Pembelajaran Terpadu
Jadi dengan pendekatan pembelajaran
seni seni terpadu ini, anak dapat memahami suatu konsep sekaligus dalam
beberapa bidang seni. Konsep-konsep ini menjadi lebih bermakna karena dikaitkan
dengan kehidupan anak.
2.
Metode
a.
Metode Ekspresi Bebas
Metode ini dapat digunakan pada saat
guru – guru menghadapi anak-anak TK, SD, dan anak-anak dari sekolah lanjutan,
dan dapat pula digunakan oleh para calon seniman yang belajar padanya.
o
Tema
o
Media
o
Gaya ungkapan
b.
Metode Kerja Kelompok
Jika metode ekspresi bebas lebih
banyak menjamin kebebasan anak-anak untuk menyalurkan ungkapan perasaannya,
maka hal ini harus diimbangi dengan metode yang lebih mengutamakan pengalaman
berkelompok pada anak-anak, untuk membina perkembangan sosial mereka.
o
Kerja paduan (group work)
o
Kerja kolektif (collective painting)
c.
Metode Global
Tujuan utama penggunaan metode ini
ialah agar anak-anak dapat menangkap bentuk keseluruhan
dari bentuk model yang disediakan. Salah satu teknik dalam metode global ini
yang paling cocok digunakan anak-anak untuk menghasilkan bentuk keseluruhan
melalui obyek yang disediakan ialah teknik siluet.
3.
Evaluasi
Karena
evaluasi dalam pendidikan seni merupakan penafsiran kita terhadap proses
berkarya anak dan karya sebagai hasil kegiatan itu, maka itu pun merupakan
bagian menyeluruh yang menjadi sumber tolok ukurnya.
a.
Pengukuran Prestasi
b.
Pengukuran Perkembangan.
c.
Penafsiran Proses Dan Hasil Karya
1. Proses sebagai tolak ukur evaluasi
2.
Hasil karya sebagai sumber tolak ukur
ü
Goresan
ü
Bentuk
ü
Warna
ü
Komposisi (tata letak unsur-unsur
rupa)
ü
Kesan keseluruhan
F.
Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah
Dasar
1.
Mengenal Perkembangan Seni Rupa
Anak-anak
o
Masa mencoreng (scribbling) usia 2-4
tahun
o
Masa prabagan (preschematic) usia 4-7
tahun
o
Masa bagan (schematic) usia 7-9 tahun
o
Masa realisme awal (dawning realism)
usia 9-12 tahun
o
Masa naturalisme semu (pseudo
naturalisme) usia 12-14 tahun
o
Masa penentuan (period of decision)
usia 14-17 tahun
2.
Rencana Pembelajaran
a.
Pengertian
Perencanaan pengajaran (atau sering
disebut desain instruksional) merupakan usaha guru dalam merencanakan
bahan-bahan pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, yang ditulis secara
sistematis dan mengacu pada GBPP yang telah ditetapkan.
b.
Bentuk rencana pembelajaran
1.
Rencana tahunan
Yang dimaksud Rencana Tahunan ialah
rancangan bahan ajar yang disusun untuk satu tahun ajaran.
2.
Rencana catur wulan
Rencana Catur Wulan yaitu merupakan
penjabaran dari rencana tahunan, karena dalam rencana catur wulan juga dicatat
tentang tujuan umum yang harus dicapai oleh setiap pokok bahasan, mencantumkan
buku sumber yang harus dipakai, media pengajaran, tentang waktu pelaksanaan tes
formatif dan tes catur wulan, serta rincian singkat dari setiap pokok bahasan
yang akan disampaikan.
3.
Rencana harian (satuan pendidikan)
c.
Rumusan TIU dan TIK
1.
Bentuk rumusan
Pertama-tama yang harus diperhatikan
dalam merumuskan TIK ialah bentuk kalimatnya. Bentuk kalimat harus kalimat
aktif, subyeknya ialah siswa sendiri. Hal ini dilandasi oleh ciri sistem
pendidikan modern yang berpusat pada anak (CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif).
Pada setiap rumusan TIK hanya mengandung satu kata kerja, dan kata kerja yang
digunakan harus kata kerja yang dapat diamati agar dalam melaksanakan evaluasi,
proses dapat dilakukan dengan lancar.
2.
Isi rumusan
Ada sebuah kaidah yang memberi
kemudahan dalam memikirkan isi rumusan TIK. Kaidah itu dikenal dengan sebutan
Kaidah ABCD yang sesungguhnya merupakan singkatan dari empat buah kata
Inggeris yang diambil huruf depannya dari setiap kata:
A=
Audience, siapa yang melakukan kegiatan belajar.
B=
Behavior, kemampuan apa yang harus dicapai oleh yang belajar.
C=
Condition, syarat apa yang harus dipenuhi oleh kemampuan yang diperolehnya.
D=
Degree, sampai sejauhmana tingkat keberhasilan yang harus dicapai olehnya.
3.
Penentuan Materi Pembelajaran
Dalam kegiatan seni rupa, materi
pelajaran itu merupakan bagian yang sangat erat hubungannya antara satu dengan
yang lainnya.
4.
Kegiatan Pembelajaran
Pada bagian ini tidak banyak hal yang
harus dibahas. Yang terpenting bahwa tekanan pembelajaran terletak pada
anak-anak (siswa). Keaktifan siswa di kelas, baik dalam berkarya maupun
mengapresiasi karya seni menjadi target pengajaran.
5.
Media Pembelajaran
Media pengajaran harus menjadi
pemikiran Pendamping dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dan bahkan
dituliskan dalam perencanaan pengajaran.
6.
Memilih Metode
Metode yang bersifat umum di
antaranya:
§
Metode diskusi
§
Metode tanya jawab
§
Metode pemberian tugas
§
Metode simulasi dan bermain peran
§
Metode sosiodrama